Sponsor

banner image

recent posts

Dilema Mudik, Yes or No

Mudik Lebaran, 67 CCTV Mengintai Jabar
https://m.ayobandung.com/images-bandung/post/articles/2015/07/03/548/29375ib46f8aa49e103819.jpg


Assalamualaikum sahabat...

"Asikkkk lebaran, saatnya berkumpul dengan keluarga di kampung halaman"

Tapi, itu dulu. Ketika pandemi belum muncul ke permukaan. Ketika hidup masih baik-baik saja dan berjalan normal.

Memang benar, kebahagian tersendiri ketika merasakan mudik. Dan berkumpul dengan keluarga tercinta. Merasakan momen seperti itu sudah pasti hal yang sangat langka.

Ketika di hari-hari biasa kita sibuk bekerja. Jarang sekali bertemu bahkan berkumpul dengan sanak saudara. Dan lebaran menjadi sebuah momentum, menjadi harapan tentang pertemuan dan melepas rindu.

Rasanya sesak membayangkan ketika saudara yang di perantauan tidak bisa pulang melepas rindu. Rindu bersua dan berbagi cerita.

Dulu, aku pernah tinggal jauh dari keluarga selama setengah tahun. Kondisi memaksaku untuk beraktivitas di perantauan. Ada perasaan rindu yang mendalam ketika kita hidup terpisah jauh dari orang tua.

Aku yakin, perasaan seperti ini pasti di rasakan oleh setiap sahabat yang tinggal di perantauan. Dan momen lebaran adalah hal yang selalu di nanti-nantikan.

Ketika itu, tepat di saat Ramadhan alhamdulillah aku merasakan yang namanya mudik. Ada perasaan bahagia, senang dan sebagainya. Karena perasaan itu tidak mampu kugambarkan dengan kata-kata. Saking bahagianya ketika itu.

Setelah sampai di rumah, seperti merasakan surga. Karena memang kebahagiaan itu ada di rumah. Pantaslah ada pepatah mengatakan rumahku surgaku.

Pada akhirnya, kita harus selalu melihat situasi dan kondisi. Meskipun saat ini saya tidak ada kegiatan mudik karena memang sudah tinggal dan bekerja di kampung halaman. Tapi saya bisa merasakan betapa kecewa dan sedihnya ketika seorang anak yang tinggal di perantauan harus menahan rindu karena tidak bisa mudik.

Apalagi kalau bukan karena pembatasan Secara Besar-besaran atau PSBB. Ya, pembatasan ini membatasi perkumpulan-perkumpulan sosial di masyarakat bahkan keluarga. Meskipun menyedihkan, tapi karena tujuan prosedur ini bagus agar menurunkan penularan pandemi. Mau tidak mau kita harus mematuhi.

Di situasi dan kondisi seperti sekarang ini, kita di hadapkan berbagai pilihan. Pilihan yang sama-sama memiliki efek negatif. Sedih ketika mendengar saudara tidak bisa pulang saat lebaran. Tapi lebih sedih ketika saudara memaksa pulang dengan keadaan berdesak-desakan dengan orang lain di situasi seperti sekarang ini.

Bagaimanapun ketika dari luar kota, kita harus mengkarantina diri selama 14 hari. Agar yakin bahwa tubuh kita sehat dan tidak membawa penyakit. Sehingga tidak mendzalimi yang lain dengan menularkan virus ini.

Pada akhirnya, semua keputusan ada di tangan masing-masing orang dengan berbagai pilihan baik buruknya. Apakah akan tetap mudik? Yes or No
Dilema Mudik, Yes or No Dilema Mudik, Yes or No Reviewed by rusumu siami on May 19, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.